Thursday, May 31, 2007

Pemurtadan Massal?

Shari wrote:

Membaca email pagi ini, sangat membuatku terkejut... Aku tidak menyangka, acara Jogja Festival 2007 mendapat kecaman dari banyak pihak. Mengingatkanku pada acara Rave Party DJ Tiesto beberapa saat yang lalu, yang juga batal diselenggarakan yang katanya karena tidak keluarnya ijin dan banyak pihak menganggap acara DJ Tiesto tersebut berkedok macam-macam lah, budaya barat lah, acara maksiat lah, dan sebagainya. Sekedar berbagi cerita, beberapa temanku adalah mereka yang terlibat pada persiapan acara DJ Tiesto tersebut. Aku melihat sendiri bahwa mereka bekerja siang dan malam, terlebih pada saat pemasangan stage/panggung. Dan di hari acara tersebut di'bredel', mereka harus dengan segera membersihkan dan membereskan area [Pantai Parangtritis], dan itu tidak mudah - cepat dilakukan. Terbayang betapa sia-sianya mereka bekerja siang-malam memasang dan 'ngeset' macam macam di sana, dan pada akhirnya orang-orang yang sudah berada di lokasi dibubarkan begitu saja.

Kembali ke 'keterjutan'ku.. Acara Jogja Festival 2007 dianggap sebagai usaha orang-orang Kristen dalam rangka memurtadkan orang-orang non Kristen dengan cara penyembuhan [yg kata mereka bersifat sementara]. Baru saja, aku mendapat selebaran yang berbunyi:
"WASPADA !!!! GEMPA AQIDAH MELANDA JOGJA...
Tolak PEMURTADAN Berkedok PENGOBATAN... "Jogja Festival 2007".
Jangan Gadaikan AQIDAH, Tukarkan AGAMA, hanya karena kesembuhan sesaat..... "
Sepengetahuan saya.. Dalam agama Kristen, memeluk agama Kristen maupun meyakini adanya Jesus, bukanlah suatu paksaan, bukan suatu desakan dalam sebuah ancaman. Meyakini Kristen harus datang dari hati masing-masing, bukan dari ancaman orang lain.
Saya pribadi tidak melihat acara ini sebagai sebuah acara yang membahayakan... Mengapa semua harus ditakutkan... Apakah karena orang-orang penyelenggara acara ini adalah 'kebetulan' orang Kristen, maka acara ini begitu ditakuti.
Beberapa ormas di Jogja menganggap acara ini sebagai program Kristenisasi/pemurtadan massal... Salah satu alasannya 'hanya' karena tidak ada tulisan 'khusus bagi yang beragama Kristen', maupun tidak ada tulisan 'untuk kalangan sendiri'; karena memang acara tersebut terbuka bagi siapa saja, apapun bangsa, suku, agama dan rasnya. Memang acara ini mengundang semua pihak, karena penyelenggara ingin berbagi dengan sesama, baik berbagi kebahagiaan, kesempatan, maupun berbagi kasih. Akan sulit jadinya, bila 'berbagi' ini [selalu, sering] dianggap sebagai usaha Kristenisasi/pemurtadan massal... Sedih sekali merasakan yang seperti ini..

- Apakah seorang dokter Kristen yang memeriksa pasien yang berbeda agama juga dikategorikan sebagai Kristenisasi..
- Apakah bidan dan suster di klinik maupun rumah sakit Panti Rapih dan Bethesda yang kebetulan merawat orang non - Kristen juga akan dianggap sebagai Kristenisasi..
- Apakah seorang Kristen yang menikahi non-Kristen juga termasuk dianggap dalam misi Kristenisasi..
- Apakah ketika dua orang sahabat Kristen - non Kristen, maka yang satu juga dianggap sebagai orang bermisi Kristenisasi..
- Apakah ketika seorang Kristen memberi sedekah kepada Fakir Miskin yg non-Kristen, juga dianggap Kristenisasi..
- Apakah ketika seorang Kristen memberi kado/hadiah untuk keponakannya yg kebetulan non - Kristen juga dianggap Kristenisasi..
- Apakah ketika masa Natal, seorang Kristen mengundang tetangganya untuk mencicipi kue Natalnya juga dianggap Kristenisasi..
- Apakah kalau seseorang non-Kristen memang tertarik datang di acara Jogja Festival 2007 juga dianggap sebagai produk suksesnya sebuah proses Kristenisasi..
- Apakah jika seorang Kristen menyanyikan lagu-lagu rohani Islam juga nantinya akan dianggap berusaha memurtadkan orang-orang Islam....
- Apakah orang non - Kristen yang memang atas kehendaknya sendiri pergi ke gereja untuk menghadiri pernikahan sahabat sejatinya juga akan dianggap sebagai kesuksesan si pengantin Kristen dalam memurtadkan sahabatnya yang non- Kristen tersebut...

Kasih itu indah...



Sesaat tadi pagi, aku tertegun, sedih...
Akan selalu kuingat, segala sesuatunya... akan indah pada waktunya...
Teringat ketika aku di Bali beberapa saat yang lalu, menghadiri UNDANGAN pernikahan sahabatku.. sahabat sejatiku..
Tak ada rasa benci.. ketika mengikuti proses keagamaan pernikahan mereka..
Tak ada rasa dengki.. ketika aku diajak turut serta dalam upacaranya...
Tak ada ketakutan, mereka akan meng-Hindhukan aku..
Yang ada rasa damai, rasa nyaman, rasa bahagia..
Melihat sahabatku menikah...
Mereka menjamuku dengan sangat baik, mereka sangat menghormati aku, meskipun aku bukan 'seperti mereka'...
Aku diberi tempat yang layak, makanan yang lezat, dan kehangatan suasana.. tanpa ada perasaan takut dariku bahwa semua yang kudapatkan selama di Bali itu.. harus aku 'bayar' dengan keyakinanku..
Tak ada muka angkara mereka.. ketika mereka tahu aku bukan 'mereka'..
dan tak harus aku seperti mereka.. untuk mendapatkan kenyamanan berada di Bali..
Sungguh keindahan yang luar biasa.. dua budaya yang bersatu, dua keyakinan yang tanpa dengki.. ketakjubanku menyaksikan mereka beribadah... hati terasa damai, walau tak kudengar alunan lagu keyakinanku.. namun... alunan doa mereka tetap menyejukkan hati.. karna ku tahu, Tuhan itu satu..
Seorang pendeta Hindhu menghampiriku.. hanya satu yang Ia tanyakan, aku sedang datang bulan atau tidak... menyusul gelengan kepalaku.. ia memberkatiku dan mendoakanku dengan keyakinannya yang berbeda denganku.. Rasa sejuk dan nyaman yang ada.. Tak ada takutku akan apa yang harus kubayar, tak ada khawatirku akan keyakinan yang harus kutukar... Karnaku yakin dan percaya... Ia tulus mendoakanku dan meminta padaNya keselamatan, untukku.. dan memang seperti itulah adanya... ketulusan dan cinta kasih mereka yang membuat mereka menyayangiku, berbagi makanan denganku, mendoakanku dengan segala perbedaan yang ada..
Mengingat itu semua, berat hati aku pulang ke Jawa..
masih dengan keyakinan yang sama..
masih dengan 'balutan busana' yang sama ketika aku berangkat ke Bali..
namun... dengan berjuta cerita, kesan indah dan kasih sayang yang mereka bawakan untukku..

No comments: